Kamis, 05 November 2009

KOMPRESI AUDIO/VIDEO
Kompresi audio/video adalah salah satu bentuk kompresi data yang
bertujuan untuk mengecilkan ukuran file audio/video dengan metode
• Lossy 샆 format : Vorbis, MP3;
• Loseless 샆 format : FLAC; pengguna : audio engineer, audiophiles
Kompresi dilakukan pada saat pembuatan file audio/video dan pada saat
distribusi file audio/video tersebut!
Kendala kompresi audio:
• Perkembangan sound recording yang cepat dan beranekaragam
• Nilai dari audio sample berubah dengan cepat
Losless audio codec tidak mempunyai masalah dalam kualitas suara,
penggunaannya dapat difokuskan pada:
• Kecepatan kompresi dan dekompresi
• Derajat kompresi
• Dukungan hardware dan software
Lossy audio codec penggunaannya difokuskan pada:
• Kualitas audio
• Faktor kompresi
• Kecepatan kompresi dan dekompresi
• Inherent latency of algorithm (penting bagi real-time streaming)
• Dukungan hardware dan software
Metode Kompresi Audio
-Metode Transformasi
o Menggunakan algoritma seperti MDCT (Modified Discreate
Cosine Transform) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke
dalam sinyal digital agar tetap dapat didengar oleh manusia (20
Hz s/d 20kHz) , yaitu menjadi frekuensi 2 s/d 4kHz dan 96 dB.
-Metode Waktu
o Menggunakan LPC (Linier Predictive Coding) yaitu digunakan
untuk speech (pidato), dimana LPC akan menyesuaikan sinyal
data pada suara manusia, kemudian mengirimkannya ke
pendengar. Jadi seperti layaknya komputer yang berbicara
dengan bahasa manusia dengan kecepatan 2,4 kbps
Teknik kompresi audio dengan format MPEG (Moving Picture Expert
Group)
-MPEG-1 menggunakan bandwidth 1,5 Mbits/sec untuk audio dan video,
dimana 1,2 Mbits/sec digunakan untuk video sedangkan 0,3 Mbits/sec
digunakan untuk audio.
Nilai 0,3 Mbits/sec ini lebih kecil dibandingkan dengan bandwidth yang
dibutuhkan oleh CD Audio yang tidak terkompres sebesar 44100
samples/sec x 16 bits/sample * 2 channel > 1,4 Mbits/sec yang hanya
terdiri dari suara saja.
-Untuk ratio kompresi 6:1 untuk 16 bit stereo dengan frekuensi 48kHz
dan bitrate 256 kbps CBR akan menghasilkan ukuran file terkompresi
kira-kira 12.763 KB, sedangkan ukuran file tidak terkompresinya adalah
75.576 KB
-MPEG-1 audio mendukung frekuensi dari 8kHz, 11kHz, 12kHz, 16kHz,
22kHz, 24 kHz, 32 kHz, 44kHz, dan 48 kHz. Juga mampu bekerja pada
mode mono (single audio channel), dual audio channel, stereo, dan
joint-stereo
Algoritma MPEG Audio
-Menggunakan filter untuk membagi sinyal audio: misalnya pada 48 kHz,
suara dibagi menjadi 32 subband frekuensi.
-Memberikan pembatas pada masing-masing frekuensi yang telah
dibagi-bagi, jika tidak akan terjadi intermodulasi (tabrakan frekuensi)
-Jika sinyal suara terlalu rendah, maka tidak dilakukan encode pada
sinyal suara tersebut
-Diberikan bit parity yang digunakan untuk mengecek apakah data
tersebut rusak atau tidak (yang mungkin disebabkan oleh gangguan /
noise), apabila rusak, maka bit tersebut akan digantikan bit yang
jenisnya sama dengan bit terdekatnya.
Kompresi Audio MP3 -Asal-usul MP3 dimulai dari penelitian IIS-FHG (Institut Integriette Schaltungen-Fraunhofer Gesellschaft), sebuah lembaga penelitian terapan di Munich, Jerman dalam penelitian coding audio perceptual. -Penelitian tersebut menghasilkan suatu algoritma yang menjadi standard sebagai ISO-MPEG Audio Layer-3 (MP3) Input Filter in critical bands Allocate bits Compute Masking Format bitstream Output

Tidak ada komentar: