Senin, 31 Mei 2010

Agar Tak Sakit Saat Terjebak Hujan, Berjalan atau Lari?

Hujan kadang membuat pusing karena tekanan udara menjadi rendah. Orang biasanya akan cepat-cepat menghindari hujan dengan harapan agar tak sakit. Ketika terjebak hujan, mana yang sebaiknya dilakukan berjalan seperti biasa atau berlari kencang?

Saat musim hujan kondisi tubuh biasanya mudah drop maka itu sebisa mungkin jangan terlalu basah-basahan jika sedang tidak fit.

Beberapa penyakit di musim hujan antara lain pusing, flu, demam berdarah, diare, muntah, disentri, cacingan. Ketika tubuh basah, pakaian menjadi lembab yang bikin betah jamur dan menyebabkan jamur kulit seperti di selangkangan, sela jari kaki, lipat payudara.

Ada anggapan berlari kencang menerobos hujan lebih aman ketimbang hanya berjalan saja karena berjalan saja tubuh akan lebih basah. Sekilas anggapan itu ada benarnya, sebab dengan berlari maka guyuran hujan akan berlangsung lebih singkat. Namun berlari akan membuat terpaan air hujan tidak hanya datang dari atas, melainkan juga dari depan sehingga cukup masuk akal jika berlari saat hujan justru membuat lebih basah.

Dikutip dari Gazette, Rabu (12/5/2010), 2 ilmuwan dari North Carolina, Trevor Wallis dan Thomas Peterson pernah melakukan eksperimen tentang hal itu. Mereka melakukanya di wilayah pegunungan Appalachian saat terjadi badai hujan pada musim panas tahun 1996.

Di bawah guyuran hujan, Wallis berlari sejauh 100 meter di pelataran parkir kantor mereka sementara Peterson hanya berjalan. Keduanya mengenakan topi dan pakaian berbahan sama, yakni dari katun.

Setelah menerobos guyuran hujan, pakaian mereka langsung ditimbang. Ternyata pakaian yang dikenakan Peterson 40 persen lebih berat karena basah oleh air hujan dibandingkan pakaian Wallis yang berlari dengan cepat.

Bagian paling basah adalah pada topi, yang menunjukkan guyuran datang dari atas. Mereka berkesimpulan, semakin lama berada di bawah hujan maka akan semakin basah.

Sementara itu peneliti dari Kanada, Doug Craigen menambahkan faktor lain yang mempengaruhi tingkat kebasahan saat menerobos hujan. Menurutnya, bentuk tubuh juga berpengaruh terutama tinggi badan dan lebah bahu.

Berlari juga bisa lebih basah

Sementara itu Nick Allen dari Royal Astronomical Society, dikutip dari BBC (12/5/2010), memberikan pendapat berbeda soal hujan. Menurutnya, berlari dengan sangat cepat sama basahnya dengan diam saja dalam waktu lebih lama di bawah guyuran hujan.

Ini disebabkan karena beberapa variabel tidak bisa dikendalikan seperti kecepatan jatuhnya air hujan (velositas), kerapatan air hujan, dan juga ukuran tubuh. Yang bisa dikendalikan hanya kecepatan berlari serta lamanya waktu saat berada di bawah guyuran hujan.

Variabel lain yang juga perlu diperhatikan tentu saja arah hembusan angin, yang menentukan sudut datangnya air hujan. Berlari melawan arah datangnya hujan tentu saja akan lebih basah dibandingkan berlari dengan arah yang sama.

Jika keputusan untuk berlari atau berjalan harus dibuat dalam waktu singkat agar tak sakit terkena hujan, berbagai variabel tersebut mungkin terlalu rumit untuk diperhitungkan.

Tips berikut ini lebih praktis untuk diterapkan ketika lupa membawa payung agar badan tak terlalu basah sehingga terhindar dari pusing dan masuk angin:
  1. Pilih lokasi untuk berteduh, misalnya halte atau emperan toko. Tentukan arah sekaligus rute yang akan ditempuh
  2. Amati sudut datangnya air hujan, bandingkan dengan arah yang dituju
  3. Jika searah, berlari adalah pilihan terbaik. Jika berlawanan arah, berlari hanya akan membuat makin cepat basah atau bahkan lebih basah
  4. Jika tidak mungkin menempuh rute yang lurus, sesuaikan langkah di setiap belokan. Sesekali berjalan, kemudian berlari lagi.

Tidak ada komentar: